<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

Jumat, 25 Februari 2011

Chairil Anwar

     Siapa dia ? Chairil Anwar adalah penyair ternama asal Indonesia yang karyanya banyak mempengaruhi  kesusastraan Indonesia. Beliau lahir pada 26 juli 1922. Sejak kecil, beliau sudah menunjukkan minat yang tinggi pada bidang sastra, walaupun tidak ditemukan satupun peninggalan puisi-puisi beliau semasa itu. Kemampuan menguasai bahasa Jerman, Inggris dan Belanda turut membantu Chairil Anwar muda membaca karya-karya pujangga atau penyair asing.

    Nama Khairil Anwar mulai terkenal, setelah pemuatan karyanya di majalah "Nisan", pada 1942. Selain itu, ia juga bekerja sebagai penyiar radio. Banyak karyanya yang ditulis tapi tidak diterbitkan hingga tahun 1945, tahun kemerdekaan Indonesia. Jiwa beliau sangatlah puitis, sehingga dapat menuangkan kata-kata yang indah pada selembar kertas. Karena itu, penggemarnya sangat banyak, bahkan hingga kini. Karya yang dianggap terbaik oleh banyak orang, adalah puisi karangannya yang berjudul " Karawang - Bekasi" , yang dikarangnya saat Belanda membom Kota Bekasi dan Karawang, tahun 1945.

Berikut merupakan isi " Karawang - Bekasi" :

Kami yang kini terbaring antara Karawang - Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
          terbayang kami maju dan berdegap hati ?
 Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
 Jika dada rasa hampa dan jam dinding berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
                                   Kenang, kenanglah kami
                Kami sudah coba apa yang kami bisa
            Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
                      Kami sudah beri kami punya jiwa
 Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4 - 5 ribu nyawa
 Kami cuma tulang-tulang berserakan
 Tapi adalah kepunyaanmu
 Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
 Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
                                                                              atau tidak untuk apa-apa
            Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
                                  Kaulah sekarang yang berkata
      Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
 Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
                                          Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
 Menjaga bung Karno
 Menjaga bung Hatta
 Menjaga bung Syahrir
 Kami sekarang mayat
 Beri kami arti
 Berjagalah terus digaris batas pernyataan dan impian
                                           Kenang, kenanglah kami
 Yang tinggal tulang - tulang diliputi debu
 Beribu kami terbaring antara Karawang - Bekasi


 Chairil Anwar sendiri, meninggal dengan tenang pada 28 April 1949, di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar